Tips Menentukan Masa Subur

Rabu, 15 Juni 2011

Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan.

Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti :

* Perubahan suhu basal tubuh
* Perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks)
* Perubahan pada serviks
* Panjangnya siklus menstruasi (metode kalender)
* Indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara.

Melalui pengalaman, fase subur dan fase tidak subur dalam siklus menstruasi dapat dinilai secara akurat dan pengetahuan ini dapat digunakan untuk merencanakan kehamilan dan menghindari kehamilan.

Sebelum membahas lebih jauh indikator-indikator tersebut ada baiknya kita mengenal secara ringkas fisiologi sperma dan siklus menstruasi.

Fisiologi sperma
Beberapa fakta tentang sperma:

* Sperma dihasilkan oleh testis secara terus menerus.
* Pada saat ejakulasi, sekitar 2 - 5 ml cairan semen dikeluarkan yang terdiri dari 100 juta
sperma per ml.
* Sperma akan hidup untuk 3 - 5 hari atau lebih lama dalam serviks perempuan bila ada
lendir serviks yang subur.
* Penetrasi sperma akan dihalangi oleh lendir sperma yang tebal yang menutupi
* Serviks selama masa tidak subur. Sperma yang tinggal di vagina akan dirusak dalam
beberapa jam oleh keasaman cairan vagina.
* Sperma dapat pula ditemukan pada cairan yang dikeluarkan laki-laki sebelum terjadi
ejakulasi. Dengan alasan ini, coitus interuptus dapat pula menyebabkan terjadinya
kehamilan bila dilakukan pada masa subur.

Dengan fakta di atas, maka disimpulkan bahwa seorang laki-laki selalu dalam keadaan subur, sedangkan kesuburan perempuan terjadi dalam suatu siklus.

Fisiologi siklus menstruasi
Panjang siklus bervariasi dari 23 hari atau kurang untuk siklus pendek dan lebih dari 35 hari untuk siklus yang panjang. Ada sejumlah perempuan yang siklusnya teratur, sementara ada pula yang bervariasi sampai dengan 7 hari. Untuk lebih memudahkan pemahaman, pada tulisan ini kita gunakan rata-rata siklus 28 hari. Siklus menstruasi dibawah kontrol hormon seks. Untuk memudahkan, siklus ini dibagi dalam 2 fase yaitu fase sebelum ovulasi dan fase setelah ovulasi.

Fase sebelum ovulasi - dikontrol oleh FSH dan esterogen.
Kelenjar pituitari pada dasar otak akan mengeluarkan FSH yang akan merangsang pematangan folikel di ovarium (indung telur). Pematangan folikel ini akan meningkatkan produksi esterogen.
Pada saat kenaikan esterogen mendekati ovulasi, terjadi perubahan - perubahan sebagai berikut:

* Endometrium (selaput lendir rahim) menebal.
* Serviks menjadi panjang dan lunak serta terbuka.
* Lendir serviks yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar pada serviks menjadi lendir yang
bersahabat dengan sperma.
* Peningkatan garam, gula, dan asam amino untuk memberikan makanan pada sperma.
* Peningkatan cairan sampai dengan 10 kali peningkatan volume lendir.
* Lendir yang subur terdiri dari 98 % air - transparan, berkilat, licin, elastis yang disebut efek
spinnbarkeit.
* Struktur lendir yang subur bila dilihat dengan menggunakan nuclear magnetic resonance
memperlihatkan jaringan yang jarang sehingga dapat dilewati oleh sperma.

Suhu menetap pada tingkat yang rendah.
Ketika esterogen mencapai tingkat tertentu dalam darah, kelenjar pituitari distimulasi untuk menghasilkan LH yang meningkat cepat yang kemudian akan menimbulkan ovulasi (pecahnya folikel yang matang dan mengeluarkan ovum ) dalam 36 jam kemudian.

Fase setelah ovulasi - dikontrol oleh progesteron
Setelah ovulasi, LH menyebabkan pecahnya folikel yang kemudian folikel tersebut akan berkembang menjadi korpus luteum, yang memproduksi progesteron.
Di bawah pengaruh progesteron terjadi perubahan-perubahan:

* Endometrium melunak guna mempersiapkan diri untuk menerima implantasi
penempelan) telur yang telah dibuahi .
* Serviks memendek, keras, dan tertutup.
* Lendir serviks menjadi tidak bersahabat untuk mencegah penetrasi sperma.
* Setelah ovulasi terdapat perubahan status kesuburan - jaringan filamen-filamen menjadi
lebih padat membentuk lendir yang tebal yang mencegah penetrasi sperma. Sperma secara
cepat akan dirusak oleh cairan vagina yang bersifat asam
* Suhu akan meningkat sekitar 0,2 derajat Celsius atau lebih.
* Korpus luteum akan bertahan sekitar 14 hari, kemudian akan kisut dan mati; progesteron
akan turun; suhu turun; dan endometrium akan mengalami disintegrasi sehingga
terjadilah menstruasi dan lengkaplah satu siklus.

0 komentar:

Posting Komentar