peneliti temukan stonehenge ke dua

Sabtu, 24 Juli 2010

Arkelog telah menemukan bangunan kedua dari Stonehenge yang digambarkan sebagai temuan paling menarik selama 50 tahun terakhir ini.

Saluran melingkar yang melingkari lubang kecil yang dalam dan lebarnya sekitar 1 meter berhasil digali di situs terkenal dunia di Wiltshire.

Pemimpin proyek Profesor Vince Gaffney, dari University of Birmingham mengatakan bahwa penemuan itu menakjubkan.

Bangunan baru ini merupakan sebuah monumen melingkar yang diperkirakan berasal dari zaman Neolitik dan Perunggu yang terkubur sekitar 900m dari bebatuan raksasa di dataran Salisbury.

Gambarannya menunjukkan bahwa, bangunan ini memiliki 2 pintu masuk di sisi timur laut dan barat daya dan di dalam lingakaran itu terdapat gundukan pemakaman di puncaknya terlihat kemudian, ujar Profesor Gaffney.

“Tampak mempunyai fitur saluran yang besar, tetapi bangunan ini sepertinya terbuat dari galian dan lebih dari sebuah parit lurus,” kata Profesor Gaffney sesuai dikutip dari BBC.

“Saat kami melihatnya lebih seksama, kami menyadari ada sebuah lubang cincin yang lebarnya sekitar 1 meter melingkari ujungnya.

“Saat Anda melihatnya sebagai seorang arkeolog, Anda akan melihat dan memikirkan, itu adalah bangunan monumen di mana kayu yang ada sama dengan Stonehenge.

“Dari bentuk umumnya, kami menerka bangunan ini membawa kita kembali ke masa di mana Stonehenge muncul pada masa paling rumitnya.

“Hal ini mungkin juga monumen upacara utama yang ditemukan dalam 50 tahun terakhir ini.

“Cukup menarik dan menakjubkan, bangunan ini memberikan kami pandangan lanskap yang berbeda.”

Struktur kayu lainnya telah ditemukan di wilayah ini dan salah 1 di antaranya berada di Durrington Walls sekitar 3km ke arah timur laut batu itu.

Data dari situs ini dikumpulkan sebagai bagian dari penggalian virtual untuk melihat seperti apa wilayah ini saat Stonehenge dibangun.

Proyek terbaru ini didanai oleh Ludwig Boltzmann Institute for Archeology Prospection and Virtual Archeology di Vienna dan University Birmingham serta dibantu oleh National Trust and English Heritage.

Profesor Gaffney mengatakan bahwa dia yakin akan menemukan penemuan lebih lanjut karena 90% lanskap di sekitar batu raksasa itu adalah daerah tak terjamah “terra incognita”.

“Anggapan bahwa lahan ini adalah lahan kosong, tapi sekarang kita memiliki monumen utama upacara yang menghadap Stonehenge,” ujarnya

0 komentar:

Posting Komentar